Selasa, 16 Desember 2014

Terjemahan Lyric Rude By MAGIC

Hay guys… akhirnya saya bisa posting lagi setelah melewati rintangan dan halangan yang menerjang di setiap perempatan (halah…)

Kali ini saya mau bahas nih lagunya—ops, tepatnya arti atau terjemahan daari lagu nya Magic! Yang rude. Well, udah pada tahu dong ya bagaimana lagunya. Asli, ini teh enak banget didengerin. Dengan genre musik Reggae, lagu ini benar-benar membuat badan kita bergoyang-goyang saking seru dan asyiknya lagu ini. tapi siapa sangka, kalau ternyata isi di liriknya ini begitu dalam dan agak tragis (wew, bahasanya)

Lagu ini menceritakan seorang laki-laki yang ingin menikahi seorang gadis. Mereka berdua sudah saling suka dan saling cinta. Tapi tragisnya nih, ayah dari gadis ini tidak setuju dengan kisah cinta mereka. Tapi yaa, namanya saling cinta. Apapun bakal dilakukan meskipun banyak halangannya…

Hayoo ngakuuu, siapa diantara kalian yang bernasib seperti ini??? jangan patah semangat yaaa, bakarrr terusss semangatnya kayak cowok di lagu ini nih, he will do anything biar bisa nikahin si cewek. Dan no matter what her daddy says, dia akan maju terusss pantang mundur… hehehe untuk lebih jelasnya atau kalau mau lebih dalem ngerasain perasaan si cowok ini, silahkan deh ni, saya udah terjemahkan dalam bahasa Indonesia. Hehe, selamat menyimakk…


"Rude"

credit pic: www.billboard.com

Saturday morning jumped out of bed
Sabtu pagi, aku bangun dari tempat tidur
And put on my best suit
Dan kupakai pakaian terbaikku
Got in my car and raced like a jet
Masuk ke mobil dan memacunya seperti sebuah jet
All the way to you
Yang membawaku kepadamu


Knocked on your door with heart in my hand
Kuketuk pintu rumahmu dengan seluruh cinta di tanganku
To ask you a question
Untuk menanyakan sebuah pertanyaan
'Cause I know that you're an old-fashioned man, yeah
Karna aku tahu kalau kamu adalah pria berpakaian kuno, yeah


Can I have your daughter for the rest of my life?
Bolehkah aku memiliki anakmu di sisa hidupku?
Say yes, say yes 'cause I need to know
Katakana ya, katakana ya karena aku ingin tahu
You say I'll never get your blessing 'til the day I die
Dan kau bilang aku tak akan mendapatkan restumu sampai aku matipun
Tough luck, my friend, but the answer is 'No'
Sialnya kawan, tapi jawabannya adalah ‘Tidak’

Why you gotta be so rude?
Kenapa kau begitu kasar?
Don't you know I'm human too?
Aku kan juga manusia
Why you gotta be so rude?
Kenapa kau begitu kasar?
I'm gonna marry her anyway
Aku akan tetap menikahi anakmu apapun yang terjadi

Marry that girl
Menikahi gadismu
Marry her anyway
Menikahinya apapun yang terjadi
Marry that girl
Menikahi gadismu
Yeah, no matter what you say
Tak peduli apa yang kau katakana, pak
Marry that girl
Menikahi gadismu
And we'll be a family
Dan kami akan menjadi keluarga
Why you gotta be so
Kenapa kau bagitu…
Rude
kasar…

I hate to do this, you leave no choice
Sebenernya aku benci untuk melakukan ini, tapi aku tak punya pilihan
Can't live without her
Akupun tidak bisa hidup tanpanya
Love me or hate me we will be boys
Suka atau tidak, kita akan tetap bersama
Standing at that altar
Berdiri di altar
Or we will run away
Atau kita akan melarikan diri
To another galaxy, you know
Ke galaksi lain, kau tahu
You know she's in love with me
Kau tahu, dia jatuh cinta padaku
She will go anywhere I go
Dan dia akan ikut kemanapun aku akan pergi

Can I have your daughter for the rest of my life?
Bolehkah aku memiliki anakmu di sisa hidupku?
Say yes, say yes 'cause I need to know
Katakana ya, katakana ya karena aku ingin tahu
You say I'll never get your blessing 'til the day I die
Dan kau bilang aku tak akan mendapatkan restumu sampai aku matipun
Tough luck, my friend, but the answer is 'No'
Sialnya kawan, tapi jawabannya adalah ‘Tidak’

Why you gotta be so rude?
Kenapa kau begitu kasar?
Don't you know I'm human too?
Aku kan juga manusia
Why you gotta be so rude?
Kenapa kau begitu kasar?
I'm gonna marry her anyway
Aku akan tetap menikahi anakmu apapun yang terjadi

Marry that girl
Menikahi gadismu
Marry her anyway
Menikahinya apapun yang terjadi
Marry that girl
Menikahi gadismu
Yeah, no matter what you say
Tak peduli apa yang kau katakana, pak
Marry that girl
Menikahi gadismu
And we'll be a family
Dan kami akan menjadi keluarga
Why you gotta be so
Kenapa kau bagitu…
Rude
kasar…

Can I have your daughter for the rest of my life?
Bolehkah aku memiliki anakmu di sisa hidupku?
Say yes, say yes 'cause I need to know
Katakana ya, katakana ya karena aku ingin tahu
You say, I'll never get your blessing 'til the day I die
Dan kau bilang, aku tidak akan mendapatkan restumu
Tough luck, my friend, but 'No' still means 'No'!
Sialnya, kawanku, tidak tetaplah tidak!

Why you gotta be so rude?
Kenapa kau begitu kasar?
Don't you know I'm human too?
Aku kan manusia juga
Why you gotta be so rude?
Kenapa kau begitu kasar?
I'm gonna marry her anyway
Apapun yang terjadi aku akan tetap menikahinya

Marry that girl
Menikahi gadis itu
Marry her anyway
Apapun caranya
Marry that girl
Menikahi gadis itu
No matter what you say
Tak peduli apa yang kau katakan
Marry that girl
Menikahi gadis itu
And we'll be a family
Dan kami akan menjadi sebuah keluarga
Why you gotta be so
Kenapa kau begitu 
Rude
kasar
Why you gotta be so
kenapa kau begitu
Rude
kasar
Why you gotta be so rude?
Kenapa kau begitu kasar?



And big thanks buat web http://www.azlyrics.com/lyrics/magic/rude.html karena lirik aslinya saya ambil dari web ini, yang juga sering jadi rujukan buat saya kalo nyari lirik-lirik lagu.

Kamis, 04 Desember 2014

Sahabat, Iya Masih Tentang Sahabat!

Kayaknya minggu-minggu ini hidup gue bakal dibayangi oleh satu kata penuh makna (jiaahhh) yang biasa disebut SAHABAT. Iya, Sahabat.

Setelah baca postingan dari web hipwee.com yang postingan2nya bener-bener unyu apalagi yang tentang sahabat itu kembali ngingetin kalo gue punya sahabat. Salah satunya sebut sahaja namanya Kenanga. Dari beberapa sahabat gue, ntah kenapa yang paling ngena dihati itu adalah Kenanga yang harum semerbak tak terhalau masa. Emang sih, sahabat2 gue yang lain itu juga baik dan deket banget sama gue. Tapi mungkin selepas lulus sekolah, keadaan lebih condong ke kita berdua. Nyari kerja, ujung-ujungnya sama dia. Cari tempat kuliah, ujung-ujungnya sama dia. Entah kenapa keadaan seolah2 menginginkan kita bersama pada akhirnya (Halah, drama binggo!)

Dan, apapun yang baru aja gue dapet itu rasa2nya pengen banget gue bagi ke dia. Kay
ak tadi pas iseng2 browsing tentang tempat kuliah dan tanpa sengaja gue ngucapin mantra terlarang, muncullah sebuah web page yg nginformasiin tentang program beasiswa, entah kenapa orang pertama yang pengen gue kasih tau dan gue ajak berjuang itu adalah kenanga yang lagi-lagi harumnya tak lekang oleh waktu...

Oh kenanga... Gue harap pertemanan kita tak akan lekang oleh waktu...

Udah dulu ya kenanga... Emak gue ngamuk2, nyuruh gue tidur.. Bye, Good night kenanga

Sabtu, 29 November 2014

Sahabat Cowok? Ternyata Gue Punya!

Semalam adalah Dinas Malem terakhir gue. Kalo bukan karena dinas malem itu, mungkin gue ga bakal terpikir seperti ini...

Semalem giliran gue jaga sama mba wiwi *bukan nama samaran*. Mba wiwi sendiri adalah anak baru di divisi Rekam Medik di Rumah Sakit tempat gue bekerja. Dia sih baik, fun, dan enak buat diajak ngobrol. Malem itu adalah malem sabtu alias Jumat malem. Pasien yang biasanya rame (apalagi dokter yang jaga adalah dokter idola, dokter Bi**cha tercintha), tapi malem ini entah kenapa benar2 sunyi. Yang biasanya baru bisa diem alias tidur jam 2an, ini jam setengah 12 udah anteng. Hal itu ngebuat kita berdua (gue dan mba wiwi) iseng. Akhirnya kita cerita2 tentang kita satu sama lain. 

Pertamanya sih cerita tentang kehidupan sekolah kita dulu. Cerita tentang liku hidup kita masing2 dalam mencari seseorang yang bener2 bisa disebut teman. Terus berlanjut dengan tema sahabat. Berikut ini hal-hal yang baru gue sadari setelah gue ngobrol dengan mba wiwi:

1. Gue termasuk orang yang sangat-sangat-sangat beruntung karena gue punya yang namanya sahabat, meski nggak banyak. Dan ternyata mba wiwi tersebut sampe iri karena selama hidupnya nggak pernah ada yang namanya sahabat cowo. Oke, kali ini gue bener2 ngerasa blessed banget punya sahabat cowok kayak boss deni, satriyanto dan fitroh. Meski sekarang gue jarang banget komunikasi dengan mereka, tapi gue merasa bersyukur pernah punya momen indah sama mereka.
 

Bagaimana baiknya boss deni yang rela bolos sekolah cuman buat nganterin gue nyari tempat PKL pas gue  kelas 2. Gue inget gimana dulu dengan duitnya yang tiris, dia beli satu minuman buat kita berdua dan bego nya gue nggak ngeh kalo ternyata gue bawa minum... (anjriiitttt, okeh boss, maapin gue. waktu itu). Dia cuman bisa nyengar-nyengir kocak setelah tau ternyata gue bawa minum.

Gue jadi inget gimana satriyanto yang enjoy aja sama "keanehan" gue, saat orang-orang lain risih dengan kelakuan2 gue itu. Alih-alih ikut ngebully gue, dia malah merasa senasib ama gue, dan dia sering bantuin gue seperti beres2 rumah gue, cuciin piring gue, bawain tas gue (nggak deh bercanda :P ). Thanks sat, i apreciate your kindness...

Satu lagi sahabat gue yang paling plus-plus adalah fitroh. Seorang cowok yang baik, yang mau ngajarin gue gitar, yang selalu nyeramahin gue dan sering ngomelin gue waktu salah. Gue inget waktu dia ngebeliin gue coklat Silver*Queen di hari ulang tahun gue. Seneng banget, karena itu coklat pertama dalam hidup gue. Hahaha, gue makan dengan gaya eman2. Dari 11 potong coklat, gue cuman makan 3 potong dan yang 8 buat ntar lagi. Waktu gue bangun tidur, ternyata coklat itu udah raip di colong tikus (Huaaaa)... Oiya, Dari fitroh juga gue ngerasain gimana rasanya punya seorang kakak cowok. Sesuai perjanjian, gue nganggep dia abang kandung gue, dan dia nganggep gue adik nya dia. Meski sebenarnya secara umur, umur gue lebih tua dari dia (GUBRAKKKK!!!)

2. Gue bego karena gue pernah nyia2in salah seorang sahabat gue itu. Kesalahan gue mungkin adalah pacaran dengan salah seorang sahabat gue itu. Dan kesalahan terbesar gue adalah tetap ber ego besar. 
Kita sahabatan selama dua tahunan dan setelah itu pacaran selama beberapa bulan. Sesuatu yang buruk terjadi dan kita pun harus putus. Dan terbodoh gue adalah "Masa lalu ada di belakang gue. Gue berjalan ke arah depan. Dan gue gak mau buat mundur lagi" meski itu sama sahabat gue sendiri. Bodohnya gue, gue nganggep dia itu sebagai mantan pacar gue, bukan sebagai sahabat gue. 

Persahabatan yang selama 2 tahun itu harus udahan cuman gara2 ego gue yang sekarang ini gue nilai terlalu berlebihan, bahkan kebodohan. Dan sekarang gue berkomitmen buat memperbaiki kesalahan gue itu. Gue akan mengesampingkan ego gue demi mendapatakan persahabatan gue itu. Gue tau rasanya pasti sulit bagi gue. Tapi dia sahabat gue, gue akan belajar berjuang tentang itu....
Yaaak, cukup ah mellow2nya. Kalo di terusin bisa jadi galaw... wakakakakak


OkeThanks boys... u're so nice to me...

Oke cukup segitu. Bagi sahabat2 cewek gue, jangan ngiri girls, kalian juga sangat berarti di hidup gue kok. Cuman ini ceritanya episode tentang sahabat cowok gue. Jadi tentang kaliannya, kapan2 aja yaaa... (ditimpukin batu) hehehe, 

Minggu, 16 November 2014

Ku Telah Menemukanmu, Sayang!!!

Satu hal yang selalu ku pertanyakan. Mengenai cita-cita baru, profesi baru, dan dunia baru yang akan kujalani dan tak pernah kubayangkan, menjadi seorang GURU, seorang PENDIDIK, seorang PENGARAH MORAL anak-anak yang sedang dalam perjalananny mencari jati diri mereka.

Dan pertanyaan yang selalu menelisik ke dalam relung jantung dan pikiranku itu adalah:
UNTUK APA AKU MENJADI GURU? Apa motivasi terbesarku? Bukankah sudah banyak guru diluaran sana? 
Kemudian keluar suara dari dalam kepalaku: Banyak guru tapi kenapa banyak siswa yang nggak prestatif dan moralnya begitu? Terus apa yang lo punya dan guru lain gak punya?

Pertanyaan itu selalu mengganggu pikiranku. Pikiranku buntu tak dapat berpikir. Meskipun dunia kerja yang baru saja aku geluti selama 3 bulan terakhir sangat menyita waktu, tenaga dan mood ku, tapi pertanyaan itu selalu terlintas dikepala ku.

Dalam diam aku berpikir. Untuk apa aku menjadi guru? Apa tujuan mulia seorang guru? Mencerdaskan anak bangsa? Semua guru mempunyai tujuan itu. 

Apa motivasiku? Kali ini aku tidak boleh sembarangan menentukan jalanku. Aku tidak boleh seperti yang sudah-sudah. Mudah bosan karena tidak menemukan sesuatu yang harus diperjuangkan habis2an.


BERSAMBUNG

Senin, 08 September 2014

LIKA-LIKU KELOKAN KEHIDUPAN

Dulu saat gue masih sekolah tepatnya beberapa bulan yang lalu, gue nggak sabar pengen segera kerja biar bebas dari semua siksaan tugas sekolah dan juga guru-guru yang semakin rempong tingkah lakunya.

Gue berpikir setelah tamat dari sekolah, sebuah brand new day yang bakal ceria akan menyapa hidup gue untuk seterusnya. Tapi yang gue hadapi setelahnya adalah cambukan kehidupan yang menggelegar saat gue sedang dalam proses mencari pekerjaan. 3 Bulan menganggur membuat gue menjadi cukup pesimis apa gue akan dapat pekerjaan ataukah engga, nggak cuman satu-dua perusahaan yang gue datengin. Bukan masalah selalu di tolak, beberapa perusahaan malah ada yang menerima gue langsung untuk bekerja tanpa embel2 tes yang sulit. Tapi mungkin itu belum rejeki karena gaji yang ditawarkan ternyata jauh dari persepsi awal gue ditambah lagi dengan jarak tempat kerja tersebut.


Di masa penantian itu gue kembali terobsesi pada kehidupan setelah gue menganggur. Gue membayangkan dan tidak sabar untuk berada di kehidupan dimana gue sudah mendapatkan pekerjaan. Gue lalu membayangkan dan sedikit berangan-angan betapa enaknya kalau sudah ada kesibukan alias bekerja. Hingga pada saat itu gue merasa bosan yang teramat sangat untuk berada dirumah dan wara-wiri mencari kerja.

2 September 2014 akhirnya hal yang gue tunggu2 pun tiba. Setelah melalui rangkaian tes yang panjang dan melelahkan akhirnya gue diterima kerja di sebuah rumah sakit di dekat rumah dengan kontrak kerja 3 bulan sebagai masa training dan selanjutnya akan kontrak selama setahun. Meskipun gaji yang ditawarkan jauh di bawah standar, tapi gue merasa sangat excited untuk menjalani pekerjaan tersebut karena jaraknya sangat dekat dengan rumah gue, bahkan gue bisa berangkat dengan berjalan kaki. Gue sangat merasa blessed. Gue bersyukur akhirnya setelah penantian panjang itu hidup gue dapat berlabuh di sebuah rumah sakit sebagai tenaga administrasi. Dalam bayangan gue saat itu, pekerjaan yang akan gue jalani itu hanya merapikan dokumen2, membuat atau mencatat dokumen2 di office nya rumah sakit. 

Tapi hari pertama kerjaaaaaaa, tau nya administrasi di sana itu berarti kasir. Merangkap juga sebagai customer service karena mengangkat2 telpon yang berdering sepanjang waktu, juga sebagai akuntan karena berjibaku dengan uang dan jurnal-jurnal laporan entah itu manual atau dengan komputer, juga merangkap sebagai pembuat dokumen2 kelahiran (karena itu rumah sakit Ibu dan Anak), dan hampir semua divisi entah itu divisi apoteker, asisten dokter, suster2, semua berpusat di divisi administrasi. Di divisi ini harus memeriksa apakah nota di dokter segala dokter, di lab, di radiologi, di suster rawat inap, semua harus dicocokkan dengan nota atau dokumen di kita (divisi administrasi).

Hari pertama kerja gue dan satu temen gue yang sama2 anak baru di divisi itu hanya bertugas untuk mengamati pekerjaan para administrator yang lama. dan di hari itu juga gue langsung pusing karena pekerjaan mereka itu sangat buanyaaaakkkkkkkkkkkkkkk...

Bagaimana gue akan bisa seperti itu??? Bekerja dan bergerak secepat kilat, berpikir dan mendengar setajam pedang,,, 

Hari kedua gue langsung mulai praktek melayani pasien  plus pegang uang berjuta-juta dengan di dampingi satu orang senior.

Hari kedua, ketiga hingga keempat, gue rasanya udah sangat-sangat nggak betah dan ingin keluar. Tapi gimana??? kontrak kerjanya selama 3 bulan, lagian gue baru juga bekerja selama 4 hari... Mata gue mulai terbuka bahwa hidup ini memang benar-benar butuh orang yang kuat dan tegar dalam kesulitan mereka. Dan orang-orang yang tetap berdiri setelah kaki mereka dicambuk hingga darah berderai menyeruak dan rasa sakit mengibas-kibasnya, mereka adalah orang yang sangat hebat... Termasuk di dalamnya adalah bapak emak gue...

Hari ke 8 bekerja, dan gue masih dipusingkan dengan pembuatan laporan yang bermacam-macam rupanya, ditambah dapat shift sore dimana pasien di jam2 ini mencapai puncaknya. Di titik ini gue sadar. Apapun itu, sekarang PILIHANNYA HANYALAH, terus berjalan meski dengan menyeret kaki, atau melangkah dengan langkah yang terseok-seok atau berlari meski jalanan dipenuhi dengan paku dan batu yang sangat terjal...

Dan pilihan gue sekarang adalah terus berlari meski kaki dipenuhi luka dan hujatan dari pelatih yang menginginkanku untuk terus maju dan memenangkan perlombaan ini. Yang hadiahnya adalah sesuatu yang indah untuk ku nanti. Yaitu jiwa, pikiran dan perilaku yang berkualitas sebagai orang dewasa nanti. Dan tentunya ini akan sangat bermanfaat untukku dalam menghadapi masalah...


Oh temannn... Sebenarnya ingin sekali ku membagi cerita kepada teman-temanku yang selama 3 tahun ini selalu menemani langkahku menjadi manusia yang lebih manusiawi. Karena akupun tak ada tempat lain yang dapat untukku berbagi penderitaan ini. Agar sedikit dapat mengurangi beban yang mencederai bahu dan hati ini.

Tapi sungguh, aku tidak tega jika mereka harus mendengarkan jalan yang menggetirkan hidupku ini. Dari ceritaku itu, aku tidak ingin mereka berpikiran bahwa bekerja itu sungguh-sungguh berat. Dan akhirnya akan mempengaruhi semangat mereka dalam menjalani kehidupan bekerja mereka, mengingat mereka juga ada beberapa yang belum mendapatkan pekerjaan. Aku tetap ingin mereka memandang dunia kerja sebagai sesuatu yang menyenangkan dan sesuatu yang layak untuk ditunggu-tunggu. I LOVE YOU guys, cukup gue yang merasakan ini...

Sungguh aku ingin melambaikan tangan sebagai tanda bahwa aku tidak kuat lagi, tapi apa daya, tidak ada kamera yang on sehingga tidak akan ada bala bantuan dari orang lain. Hanya Allah lah yang akan membantuku. Dan pilihan yang tersisa hanyalah berdamai dengan apa-apa yang aku takutkan, dan berteman dengan ketakutan itu hingga ketakutan itu menjadi sesuatu yang sudah tidak menakutkan lagi...

Alhamdulillah,,, cukup lega bisa mengungkapkan hal yang selalu membelenggu pikiran ini.

Sabtu, 19 Juli 2014

Mengungkapkan Rasa

Jadi orang yang terlalu pendiem itu nggak baik. apalagi saking diemnya itu sampe jaim dan stay cool sampe-sampe orang lain itu bingung dan nggak tau sama sekali yang sedang kita pikirkan ato rasakan. Tapi jadi orang yang terlalu ekspresionis itu juga nggak baik, karena bakal menuntun kita menuju jalan kelabilan yang juga sering ngebuat orang lain bingung dengan emosi ato perilaku yang kita sampaikan secara sengaja atopun nggak sengaja.

Disini gue akan berbicara KEPADA dan SEBAGAI orang introvert yang dilengkapi dengan fitur jaim, stay cool dan sebagainya. Well guys, ternyata spesies macem kita ini sering ngebuat orang lain kikuk dan bingung sama kita. Karena apapun yang kita rasa kita atau tepatnya gue rasain itu cuman gue lampiasin dengan diem. Itu bagus sih tapi dalam catataaaaan, saat suasana emang udah bener-bener panas dan udah nggak nemu titik tengah dari permasalahan.
‘Dari pada nyerocos ngeluapin rasa panjang lebar plus pake tinggi tapi nggak di dengar, yaa mending diem. Karena percuma aja, toh dia ego nya lagi tinggi, nggak bakal mau dengerin apapun alasan gue.’
itu yang selalu ada dalam pikiran gue saat gue lagi menghadapi suatu situasi dengan kepala yang penuh dengan amarah dan kekesalan. Itu kausa prima atau alasan awal kali gue nyadar kalo gue jadi orang pendiem. Itu awalnya ya, dan gue selalu tanemin itu saat gue lagi dimarahin orang tua ato lagi ada masalah sama temen gue. dari yang awalnya cuman saat marah, lama kelamaan sipat yang begitu itu ketanam dalam alam bawah sadar gue dan tiba-tiba aja gue nyadar kalo gue ternyata nggak cuman ‘memendam rasa’ saat marah doang. Saat gue seneng, saat gue bener-bener bahagia dan ngerasa thankful  dan sayaaang banget sama seseorang, dominannya selalu gue pendem dan gue cuman memunculkan perilaku ‘sewajarnya’ ala gue.


Tapiii kebanyakan orang yang deket sama gue terutama orang tua gue, malah memaknai itu dengan arti yang sebaliknya. Mereka mengartikan reaksi gue itu dengan reaksi yang nggak seneng dengan benda/hal/berita itu. dan itu ngebuat hubungan gue sama orang lain yang deket sama gue itu jadi kaku, kikuk, mencekam, dan dingin, meskipun itu sama orang tua gue sendiri terutama bapak gue yang emang orangnya sama-sama stay cool gitu dehhh.

well guys, baru-baru ini gue menyadari satu hal yang penting bangetttttt. Bahwa orang-orang berspesies macem kita ini nggak seharusnya berbuat kayak gitu. Orang lain mana bisa tau kalo kita sayang, cintah dan feel blessed banget atas kehadiran mereka kalo kita nggak tunjukin dalam aksi yang nyata(hasssiiikk bahasanya). Emang sih, orang-orang macem kita ini dari luar biasanya dianggep orang yang misterius dan menantang untuk didalami (halllaaah ngomong opo), tapiii ini penting juga buat kita ngungkapin perasaan kita sama orang lain.
Yaa boleh lah, sekali-kali kalo bilang sayang seperti “emak sayaang” ato manggil “ bapakku tersayang” ato sekedar bilang I love you mom, dad atau bisa juga bilang makasih dengan intonasi yang unyu dan bisa mewakilkan rasa terima kasih kita pada mereka. Ataauuu kalo emang masih gengsi juga buat bilang makasih saat bapak atau emak melakukan sesuatu yang menyenangkan hati kita, bisa tuh sekali-kali langsung “Cuppp…” langsung aja sosor pipi keriput mereka. Tanpa bilang sepatah katapun, mereka akan langsung tau kalo kita bener-bener senang dengan apa yang mereka lakukan.
Biasanya itu yang pada awal-awalnya gue lakuin saat bapak gue pulang kerja tiba-tiba bawain bebek goreng kesukaan gue. “Cuppp” sambil cengar-cengir gengsi terus gue paksain bibir gue buat ngomong makasih pak… yaa meski awalnya itu rasanya nggak menyenangkan dan terpaksa bangettt, tapi memulai hal positif meski dipaksakan itu malah dianjurkan kok guys.
Dan gue yakin dalam hatinya, dulu bapak gue ngakak hebat saat untuk pertama kalinya gue cium dan bilang makasih atas apa yang dia lakukan. Setelah sekian lama kita cuman saling diem dan kaku (kecuali kalo ada pertandingan moto GP, tinju, film kungfu, dan hal-hal yang berbau laki lainnya, kita baru bisa agak cair dan ngobrol bebas).
Hal itu nggak cuman berlaku sama orang tua, tapi juga sama sahabat atau paling enggak ‘temen beneran’ lah ya. Yaa nggak mungkin ujug-ujug kita (cewe) bilang “hey mel (missal namanya amel), gue sayang sama lo, makasih udah jadi temen gue” terus tiba-tiba kecup kening kayak yang dilakuin ke orang tua. bisa-bisa kita dikira lesbian. Kalo sama temen ya nggak gitu ya guys. Yaa bisalah kode-kode dikit kalo sama temen mah. Misalnya kayak bilang, “ihh, gue seneng deh punya temen kayak lo” atau bisa juga “lo itu emang bener-bener temen gue yang jempolan deh!” disela-sela obrolan kalian.

Intinya sih, mau kayak gimana pun sifat kita, mau introvert kek, ekstrovert kek, mengungkapkan perasaan itu sangat penting. Pennnntiiiinggg…
Hal positif macem itu harus dibiasakan meski pada awalnya emang terasa berat dan gengsi banget. Hehe, semangat yang mau berubahh!!! Yang belum mau berubah, cobain deh… pasti unyu banget rasanya. Hahaha



Cerpen - Us

Dear My Trusted Friend

Suara seksi J’Mraz masih memeka di gendang telingaku. Namun begitu masih bisa ku dengar detak lemah jarum jam yang masih saja setia mematung pada dinding yang dingin. Tiba-tiba daftar putar beralih dan mengalunkan suara mantap dawai gitar. Tanpa berpikirpun otakku langsung dapat mengenali lagu ini. Lucky, yang menceritakan kisah LDR sepasang kekasih yang tidak lain adalah sahabatnya sendiri. Entah mengapa tiba-tiba otakku mengasosiakannya dengan kita. Kita? Ya, sebuah kata dengan empat alphabet dan dua buah suku kata yang begitu menggirangkan hatiku. Tapi entah mengapa pula, sejenak kemudian kegiranganku itu terporak porandakan.
Kita? Sebuah kata yang lebih jelasnya disebut aku dan dirimu. Kita? Yang juga mengindikasikan terjadinya jalinan diantara kita. Dalam konteks tali kasih? Pantaskah kita disebut ‘kita’? sedangkan kita sama sekali tidak pernah bersama dalam artian tatap muka tanpa rasa canggung dan kaku semenjak hari itu. Hari dimana kudengar pernyataan mengejutkan sekaligus menggembirakan darimu. Hari dimana sejak saat itu secara otomatis mengikat kita sebagai sepasang manusia yang orang sering menyebutnya sepasang kekasih. Ada apa denganmu? Mengapa segala hal yang terjadi setelah hari itu sangat berbeda dengan hal-hal yang telah kita lewati sebelum hari itu, sebagai seorang teman—yang sangat baik.
Apa kau benar-benar tidak menikmati keadaan kita sekarang ini? apa kau tidak merasa nyaman bersamaku? Apa ada sesuatu yang kurang dariku? ‘Dariku? Ya… dariku!!!’ tiba-tiba saja suara misterius bergumam dari dalam dadaku. Ya, tentu saja banyak yang kurang dariku. Jika dibandingkan dengan gadis yang kau sukai sebelumnya, tentu saja aku jauh lebih rendah darinya.  Jauuuhhh sekali, jika diibaratkan sebagai jarak dalam materi, tentu saja itu akan sangat jauh hingga menggapainya pun aku tak akan sanggup. Tidak akan. Karena akupun begitu berbeda dengannya. Bisa dibilang sifat maupun segala yang kumiliki sangat bertolak belakang dengannya. Dia, orang yang menggebu-gebu dan ekspresionis sedangkan aku, aku hanyalah aku. Sekumpulan organ yang berperangai kaku, kasar dan ‘sok cool’.  Jika hanya orang seperti dialah yang dapat membahagiakanmu, tentu saja kau tahu apa yang akan terjadi. Ataukah ini yang sedang terjadi padamu?
Kau akan merasa tidak bahagia denganku.

Jika hal itu memang benar, tentu saja aku akan membiarkanmu pergi dan sedapat mungkin membantumu untuk mendapatkan hal yang memang pantas untuk jiwa polos nan unik sepertimu. ‘Membiarkan aku pergi? Apa kau tak keberatan dengan itu? Apa itu berarti kau tidak menyukaiku sungguh?’ mungkin secarik kalimat itu yang akan menggeliat keluar dari otakmu. Dan jika itu benar terjadi, maka inilah jawabku untukmu: Menyukaimu? Tentu saja aku tidak sebatas itu. Tapi aku menyayangimu. Dan sekali lagi ingin kuberitahu kau bahwa jika seseorang menyayangi orang lain, orang itu akan melakukan berbagai macam hal untuk membahagiakan orang yang disayanginya tersebut. meski dengan derai kedukaan, dan rasa yang begitu sakit. Ya, rasa sakit. Rasa sakit yang amat sangat. Tapi rasa sakit itu akan lebih dan semakin menyayat jika harus melihat orang yang disayanginya itu hidup tanpa rasa bahagia. Meskipun harus pergi meninggalkannya, itu akan terasa lebih menenangkan ketimbang hidup bersama orang itu tapi tanpa sedikitpun dia merasa bahagia. Tidak percaya? Kau menyanksikannya? Percayalah, ini terbukti padaku. Dan kau pun akan merasakannya saat kau benar-benar menyayangi seseorang.
Kau ingin berkata bahwa cinta itu gila? Bahwa dunia semakin gila? Katakanlah… itu kenyataannya.

Aku memejamkan kedua mataku. Sejenak kudapati sosokmu yang tersipu-sipu dengan guratan indah membingkai wajahmu. Itu kau, ya, itu adalah kau. Kau sebelum kita menjadi seperti ini. kau yang dulu lebih sering menjahiliku. Kau yang dulu sering membuatku naik pitamku karena kelakuan jahilmu. Kamu… ya, kamu…
Kebahagiaanmu yang kuinginkan lebih dari apapun, senyummu yang kudambakan lebih dari siapapun. Senyum yang belakangan ini tak lagi ku dapati dalam wajah sendumu…
…Udah…